Setelah itu, mungkin dia akan sering menolak ajakanmu, mulai lebih senang bermain bersama kawannya, memilih apa yang menjadi kesukaannya, dan suka mengkritik apa yang kamu lakukan 😅⁣

anak anak tumbuh begitu cepat, bahkan sangat cepat, seperti kita merasa baru kemarin aku melahirkannya, tahu tahu sekarang sudah mau sekolah.⁣

Masih ingat bagaimana kita mulai menggendong untuk pertama kalinya, suara tangisanya yang begitu diharapkan,⁣
Masih ingat bagaimana kita menyuruhnya cepat cepat tengkurap, dan segera merangkak,⁣

Masih ingat bagaimana kita mengajarinya duduk, serta meraih apa yang ada dihadapanya,⁣
dan anak mulai tahu siapa ibunya.⁣

Saat saat itulah, anak kita merasakan betapa dia mencintai ibunya , pun merasa tak bisa jika tak ada ibu disampingnya.⁣
Dia terus menangis meminta apapun yang menjadi keinginanya, kita dengan sabar menuruti semua,⁣

Tapi tak jarang emosi tersulut karena rasa lelah yang tak kunjung usai, menemani semua gerak geriknya. Mengambil benda yang tidak seharusnya, memakan benda benda asing, meminta gendong sepanjang hari.⁣

Sungguh berat rasanya, kesana kemari langkah kita, sama dengan dia yang kesana kemari mengikuti kemana kita berjalan, bahkan ke kamar mandipun kita tak bisa tenang.⁣

Kini entah kenapa aku merasa ditolak.⁣
Aku mengajaknya untuk bermain bersama dirumah, tapi dengan wajah girang, tanpa tahu bahwa kata katanya melukai, “Bu, tapi aku mau main sama temanku saja”⁣

Oh iya benar, dia sudah besar sekarang, sudah sekolah dan memiliki banyak teman, aku bukan satu satunya dunianya lagi,⁣

Maka nikmatilah waktu kita bersama anak anak yang masih menganggap kita adalah dunianya, tidak perlu waktu yang lama, hanya 5 tahun saja, karena setelah itu kau tak kan bisa kembali mengulanginya.
.
.
.
Credit to @think.parenting